Dulu aku tak mengerti, sekarang sedikit mengerti,
semoga esok lebih mengerti. Aaamiin.
Sebuah teka-teki yang selalu aku dapati, teka-teki
penuh misteri. Marah, menangis dan bertanya-tanya. Apa arti dari semua ini?
Masih terngiang di kepalaku, kenapa hanya aku?
Siapa yang tidak marah, kesal, dan kecewa ketika
benar semua, tapi hanya mendapat nilai tujuh puluh lima?
Ketika aku mengerti, aku tahu! Bahwa nilai hanyalah
deretan angka 0-9. Dalam hati aku berujar, yang terpenting bukan itu Dian.
Seolah jiwaku berbicara,
Coba bertanyalah pada dirimu, apa yang telah kamu
dapatkan?
Apakah semua itu sudah kamu amalkan?
Apakah sudah kamu bagikan?
Ingat! Semua akan dimintai pertanggungjawaban, Dian.
Jadi, segala sesuatu harus dipikirkan dan
dipersiapkan.
Aku sadar, bahwa aku kurang mensyukuri nikmat yang
telah Allah berikan untukku. Begitu besarnya, hingga aku lupa dan terlena bahwa
Dialah yang seharusnya kupuja. Malu, malu pada diri ini. Kenapa, seolah apa
yang aku miliki, apa yang aku bisa, apa yang aku dapati adalah karena usahaku,
padahal tanpa Kuasa-Nya aku hanyalah sebutir tanah yang tiada artinya.
Astaghfirullah.
Allah, Engka benar-benar Maha Besar. Aku terpaku,
terdiam dalam munajahku pada-Mu. Betapa bodohnya hamba, betapa sombongnya
hamba, betapa hinanya hamba. Engkaulah Dzat yang Maha Mendengar, yang Maha
Mengetahui yang tersembunyi, yang Maha Diraja yang merajai kerajaan langit dan
bumi. Hanya kepada-Mu hamba mengadu, hanya kepada-Mu hamba berkeluh kesah.
Allah, Syukurku senantiasa kupanjatkan kepada-Mu.
Engkau jawab setiap doa-doaku. Engkau tunjukkakn jalan-Mu, dan Engkau
pertemukan aku dengan orang-orang yang
berilmu. Inilah tonggak dari teka-teki yang selama ini menjadi misteri. Aku
sadar, bahwa memang renacana-Mu jauh lebih baik dari apa yang hamba rencanakan.
Tentang beliau, guru yang senantiasa memberikan
teka-teki kepadaku. Aku ucapkan terima kasih. Semua ilmu yang kau berikan
kepadaku sangat bermanfaat. Aku benar-benar bahagia, hari ini, esok, dan seterusnya.
Terima kasih.
Sebuah senyum yang selalu sama. Senyuman itu masih kuingat hingga hari
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar