Kamis, 05 Februari 2015

MIMPI TUK MENJADI MENTARI


MIMPI TUK MENJADI MENTARI

Ini adalah tentang dia, sebenarnya aku telah melupakannya. Entah mengapa dia hadir dalam mimpiku beberapa waktu yang lalu. Aku terbangun ditengah malam karena kedatangannya. Rindu, itulah yang kurasa. Seperti ada bisikan dalam kalbu, agar aku menemuinya. Tapi, pikiranku tak sejalan dengan apa yang kurasa. Pikiranku seolah bertanya, apa  sebenarnya yang akan terjadi dengannya? Karena kutahu, tak biasanya dia datang dalam mimpiku secara tiba-tiba. Akulah biasanya yang mengundangnya.
Harum, sepertinya aku mengenalinya. Harum ini rasanya sudah tak asing lagi bagiku. Tapi, harum apa ini? Kenapa ia datang ditengah malam seperti ini? Ya Rabb, teka-teki apa yang Kau kirim pada hamba-Mu ini? Aku hanya diam. . .
Dinginnya malam menusuk pori-pori kulitku. Di tengah sepi disertai butiran hujan yang membasahi desaku dalam sehari ini, aku terdiam di sudut kamarku sembari memainkan hp-ku. Kupandangi dengan jelas foto dia. Tak tau kenapa, air mataku menetes. Saat menatapnya, seolah dia berbicara. Tergambar kesedihan diraut wajahnya. Tapi, entahlah. Karena aku tak begitu memahaminya.
Kamu hanya mimpi kalau dia datang padamu. Tapi, kenapa kamu membuka semua hal yang berhubungan dengan dia melalui hp mu? Pertanyaan ini seolah melingkari kepalaku. Karena aku sendiri tak tau, kenapa tiba-tiba dia datang padaku.
Ya Rabb, izinkan aku bertemu dengannya pagi ini, pintaku pada Sang Pencipta. Tapi, Tuhan mempunyai rencana yang berbeda. Aku tidak bertemu dengannya pagi itu. Kucuba kuatkan diriku bahwa Tuhan memang mempunyai rencana lain untukku.
Tidak berhenti pada hari itu, esoknya aku masih memikirkannya. Seolah dia telah merasuki jiwaku, hingga ku tak mampu mengendalikan diriku. Diriku seolah larut dalam mimpiku. Ya, mimpi dia datang menemuiku.
Hingga tibalah suatu hari, dimana hari itu adalah jawaban dari mimpiku waktu itu. Saat kulewati rumahnya, kulihat wanita paruh baya menyapu halaman rumahnya ditengah terik sinar sang surya. Dalam hati aku bertanya, “siang-siang begini kok nyapu ya mamanya?”.
Tiba di rumah, aku segera membuka laptop untuk menyelesaikan tugas dari guruku. Sambil menunggu, ku aktifkan hp ku untuk melihat sms dari teman-temanku. Kudapati kiriman kata-kata indah dari salah satu temanku, kemudian ku membalasnya.
Ku mulai larut dalam mengerjakan tugasku, hingga ku tak tahu balasan apa yang kukirim kepada temanku. Saat ku tersadar, kucuba membuka hp ku kembali. Dan ku pahami betul pesan dari temanku. Aku terkejut, sempat tak percaya. Tapi, inilah faktanya. Inilah jawaban dari mimpi-mimpiku waktu lalu tentang dirinya.
Ternyata, ayahnya meninggalkannya. Ternyata, dia memang menangis. Tergambar jelas dimatanya. Rona kesedihan menyelimuti dirinya, hingga dia tak menyadari bahwa aku ada dihadapannya. Dia sempat tak percaya, tapi inilah jalannya. Inilah takdirnya. Apa yang bisa dibuat oleh manusia ketika Tuhan telah menentukan takdir-Nya? Jangankan dia, aku sendiri juga tak percaya. Ayahnya masih terlalu muda, dan dia masih membutuhkannya.

Maafkan aku karena aku tidak datang untuk menghiburmu
Maafkan aku karena mungkin aku telah mengecewakanmu
Aku terima semua balasan darimu
Tapi, asal kamu tau
Bahwa aku tetap setia berada di sampingmu
Untuk selalu mengingatkanmu
Bahwa Tuhan senantiasa bersamamu
Mungkin inilah jalan hidupmu
Agar kamu menjadi mentari bagi Ibumu

#untuk dia yang sedang berduka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar