Jumat, 09 Juni 2017

SURGA ATAU NERAKA?



Selasa lalu, di tengah pusat keramaian hiruk pikuk pembelajaran di kampus, ada sebuah diskusi kecil yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Diskusi yang tidak direncanakan, tapi menambah pengetahuan.
Diskusi diawali pertanyaan dari Liem, “Masa depan itu apa?”. Fia hanya terdiam. “Kematian”, cetus Lina. “Anda benar, masa depan itu adalah kematian. Jika kita berpikir bahwa masa depan itu adalah menjadi orang sukses, menjadi guru, dokter, presiden dsb, itu adalah sebuah cita-cita.”, jelas Liem.
“Perempuan itu sebenarnya boleh nggak sih memakai celana?”, tanya Lina. “Mending pakai rok, lebih sopan dan tidak menyerupai laki-laki.”, jawab Liem. “Lalu, bagaimana jika naik motor atau naik angkutan umum?”, tambah Lina. “Pakai celana dulu, baru pakai rok. Jadinya, tidak perlu khawatir aurat terlihat.”, jawab Liem kembali. “Ribet tau, masak pakai berangkap-rangkap?”. “Temenku di kampung Iggris lho ada yang gitu, dia suka pakaian berangkap-rangkap, apa nggak ungkep ya? Terkadang aku juga bertanya-tanya”, tambah Nia.
Di tengah-tengah diskusi, pandangan Fia beralih pada dua laki-laki di sebelah kiri Liem. Dua orang laki-laki yang berada pada zona nyaman mereka, tanpa memperdulikan kami yang sedang dihadapan mereka.
“Saya ingin bertanya, ini pernyataan dari Gus Leh, bahwa semua yang terjadi itu karena ridho Allah. Bagaimana menurut kalian?”, tanya Liem. “Semua yang terjadi karena ridho Allah”, gumam Fia. “Enggak semua hal terjadi karena ridho Allah. bunuh diri misalnya.”, sahut Nia. “Aku masih belum bisa memberi jawaban singkatnya sih, tapi di dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 79.
 Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (QS. An-Nisa’: 79).
Bahwa semua kebaikan dari Allah, sedang bencana dari kesalahan diri sendiri. Tapi jika dipikir-pikir, kalau bukan karena ridho Allah, lalu ridho siapa?”, sahut Fia. “Ya sudah, disimpan dulu pertanyaan ini”, tegas Liem.
Seketika pembahasan kami beralih haluan, kami membahas teman kami yang bernama Gus Leh. Siapa sih Gus Leh? Aku aja juga enggak tau siapa. Hehehe. . . .

“Panjang umur, yang dibicarakan datang juga”, ujar Fia membuyarkan pembicaraan kami berenam. “Aku nyariin kamu lho Pras, aku ke kosmu, kamu nggak ada. Kemudian aku ngopi, lalu balik lagi ke kosmu, kamunya juga belum ada. Akhirnya aku nelfon Uje. Ternyata, kamu di sini.”, bilang Gus Leh pada Pras. Setibanya Gus Leh, mendadak diskusi terbagi menjadi beberapa kelompok. Lina, Liem dan Nia. Fia, Uje dan Gus Leh. Terakhir, Pras dan Aji.
suasana diskusi
“Fia, aku mempunyai sebuah pertanyaan untukmu, dan harus dijawab. “Kamu memilih masuk neraka karena ridho Allah, apa masuk surga tanpa ridha Allah?”, tanya Gus Leh pada Fia. “Emang bisa?”, sahut Fia. “Biisa”, jawab Gus Leh. “Ehm.... Pertanyaan yang sedikit membingungkan. Masuk neraka karena ridho Allah atau masuk surga tanpa ridho Allah? Bentar-bentar, karena aku bingung, beri aku sedikit arahan supaya aku bisa menjawabnya”, ujar Fia pada Gus Leh. “Boleh nggak kita meminta pada makhluk”, tanya Gus Leh. Fia terdiam. “Meminta yang bagaimana dulu?”, Uje bertanya. “Gini deh, boleh nggak bersandar pada makhluk?”, tanya Gus Leh kembali. Seketika Fia menjawab nggak boleh. “Ooo... Sekarang saya paham maksud Anda.”, ujar Fia. “Bentar, aku kok nggak paham ya?”, sahut Uje. “Berarti mendingan masuk neraka karena ridho Allah. Karena pada hakekatnya surga dan neraka termasuk makhluk Allah." Jadi, tujuan kita yang sesungguhnya itu bukan masuk surga, melainkan perjumpaan kita dengan Sang Pencipta, Allah. Gus Leh tersenyum. “Bahkan, Rabiah Al Adawiyah pernah membawa obor dan berkata, “Ya Allah, andai aku bisa menghanguskan surga-Mu, pasti sudah aku hanguskan. Supaya manusia benar-benar tulus beribadah kepada-Mu.”, kata Gus Leh. Jadi inget sama lagunya Chrisye & Ahmad Dhani “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada”, ucap Fia.
Itulah diskusi kecil yang dilakukan oleh Liem, Lina, Fia, Nia, Gus Leh, Uje, Pras dan Aji Selasa lalu. Pelajaran hari ini, masa depan adalah kematian dan Allah adalah tujuan hidup yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar